BANDA ACEH – Nilawati, seorang guru dari SMAN 2 Banda Aceh, menjadi salah satu peserta yang berpartisipasi dalam Jambore Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Hebat yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2024.
Acara tersebut merupakan ajang untuk memberikan penghargaan kepada guru dan tenaga kependidikan yang telah berinovasi serta berdedikasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Jambore GTK Hebat 2024 diikuti oleh berbagai tenaga pendidik dari seluruh jenjang pendidikan, mulai dari TK hingga SMA, serta berbagai tenaga kependidikan lainnya seperti kepala sekolah, pengawas, pamong belajar, dan tenaga administrasi.
Para peserta diharuskan mengirimkan praktik terbaik yang telah dilakukan di sekolah masing-masing. Salah satunya adalah Nilawati, yang dikenal sebagai guru pamong dalam Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di SMAN 2 Banda Aceh. Ia memiliki pengalaman panjang dalam membimbing mahasiswa PPG Prajabatan dan Dalam Jabatan.
Untuk diketahui, SMAN 2 Banda Aceh sendiri merupakan mitra Program PPG Prajabatan dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Universitas Syiah Kuala (USK) dan Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Banda Aceh. Dalam perannya, Nilawati juga telah memperoleh Nomor Registrasi Penguji (NRP) yang memungkinkannya untuk menilai langsung kinerja mahasiswa PPG.
“Saya bertanggung jawab membimbing satu mahasiswa PPG Prajabatan di SMAN 2 Banda Aceh. Dalam proses bimbingan ini, mahasiswa sering kali menghadapi kesulitan dalam membuat modul ajar yang berdiferensiasi, terutama dalam memahami bagaimana mengelola gaya belajar siswa yang beragam di kelas,” ujar Nilawati.
Ia menekankan pentingnya pembelajaran diferensiasi yang terdiri dari empat aspek utama yaitu konten, proses, produk, dan lingkungan pembelajaran.
Salah satu mahasiswa bimbingan Nilawati, Nanda, yang saat ini mengikuti PPG Prajabatan Gelombang II di UBBG, juga berbagi pengalamannya selama masa bimbingan. Nanda mengakui bahwa ia sempat merasa bingung saat pertama kali harus menyusun modul ajar berdiferensiasi.
“Saya mengalami hambatan saat harus memahami empat aspek pembelajaran diferensiasi, yaitu konten, proses, produk, dan lingkungan. Saya sempat kebingungan bagaimana menyusun strategi pembelajaran yang bisa memenuhi semua aspek ini,” kata Nanda.
Namun, berkat bimbingan intensif dari Nilawati, Nanda berhasil mengatasi tantangan tersebut. “Bu Nilawati membimbing saya dengan sangat sabar dan detail. Beliau membantu saya menemukan cara yang tepat dalam menyusun modul ajar yang bisa diterapkan di kelas dengan ragam gaya belajar siswa. Saya belajar banyak tentang bagaimana menyesuaikan materi dengan kebutuhan setiap siswa,” ungkap Nanda.
Karya yang dihasilkan dari bimbingan Nilawati diberi judul “BimPemDif Alur BAGJA Bersiding pada Mahasiswa PPG Prajabatan II”. Karya tersebut menyoroti pentingnya pemahaman mendalam terhadap konsep pembelajaran diferensiasi, dan menjadi contoh nyata bagaimana guru pamong dan mahasiswa PPG dapat berkolaborasi untuk menciptakan inovasi dalam pendidikan.
Nilawati mengaku bahwa partisipasinya dalam kegiatan Jambore ini menjadi dorongan besar bagi dirinya untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas bimbingan terhadap mahasiswa PPG di sekolahnya.
“Kegiatan seperti ini sangat penting bagi kami sebagai guru pamong. Ini adalah kesempatan untuk belajar dari rekan-rekan di seluruh Indonesia yang juga berbagi praktik terbaik mereka. Saya merasa terinspirasi untuk terus berusaha lebih baik lagi dalam membimbing mahasiswa agar bisa menjadi guru yang kompeten dan inovatif,” pungkas Nilawati. []